SERTA
PERANNYA DALAM PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA
(Oleh : Ust. Syaiful Nurhidayat, M.Pd)
Sultan Agung Hanyokrokusumo
merupakan seorang raja
Mataram,
juga merupakan seorang muslim yang
terkenal patuh beragama Islam, Sultan
Agung menyebar luasakan agama Islam di pulau Jawa dalam suatu wadah negara
Mataram. Untuk menghindari benturan-benturan dan gesekan-gesekan dengan
budaya-budaya pra Islam yang telah mengurat akar di Indonesia, yakni budaya
Hindu-Budha Sultan Agung mengubah penanggalan Saka menjadi kalender bernuansa
islam dan budaya jawa. Kalender tersebut
dikenal dengan Kalender Jawa Sultan Agungan.
Tahun Jawa disebut juga tahun Saka
yang memberlakukan perhitungan berdasarkan peredaran bulan sebagaimana kalender
Hijriah. Dalam kalender Jawa ini terdapat perputaran waktu khusus (siklus)
yaitu Windu, Pasaran, Selapan dan Wuku. Kalender yang merupakan perpaduan Jawa
asli dan Hindu, dengan nama tahunnya Saka, dipakai oleh orang Jawa sampai tahun
1633 M. Setelah Islam masuk, banyak istilah yang diubah menjadi istilah Islam.
Nama hari pada kalender umum di Indonesia
dari Ahad sampai Sabtu juga istilah dari Islam, sedangkan siklus pasaran (legi,
pahing, pon, wage, kliwon) masih mengadopsi budaya asli indonesia. Kalender
Jawa Sultan Agungan Sampai saat ini masih dapat kita lihat hampir disetiap
kalender yang beredar di Indonesia.
Perubahan
kalender di Jawa itu dimulai hari Jum’at Legi, tanggal 1 Sura tahun Alip 1555
bertepatan dengan tanggal 1 Muharam tahun 1043 Hijriah, atau tanggal 8 Juli
1633. Angka tahun kalender Sultan Agung meneruskan angka tahun saka 1555, walaupun
dasar perhitungannya sama sekali berlainan. Kalender Saka mengikuti sistem syamsiyah,
yaitu perhitungan perjalanan bumi mengitari matahari. Sedangkan kalender Sultan
Agung mengikuti sistem qomariyah, yakni perjalanan bulan mengitari bumi
seperti pada kalender Hijriah.
Tujuan
disusun kalender baru ini adalah untuk memperluas pengaruh islam. Kalender ini
juga digunakan untuk merayakan hari besar islam yang secara resmi dirayakan
oleh kerajaan Mataram hingga saat ini, Kebijakan Sultan Agung itu patut dipuji
sebagai tindakan seorang muslim dengan kemahirannya yang tinggi dalam ilmu
falak.
Kalender
Sultan Agung didasarkan pada hisab ‘urfi sama dengan kalender hijriah, namun
terdapat sedikit perbedaan antara dua kalender tersebut, kalender Hijriah yang
berlaku umum didunia Islam mempunyai siklus yang panjangnya 30 tahun dengan 11
tahun kabisat, dan sisanya tahun basitoh, sedangkan kalender Sultan Agung
mempunyai siklus 8 Tahun yang disebut windu dengan 3 tahun kabisat dan 5 tahun
basitoh. Dalam waktu 120 tahun kalender hijriah mempunyai 45 tahun kabisat oleh
karena itu setiap 120 tahun sekali kalender Sultan Agung diajukan 1 hari supaya
tetap bersamaan dengan Kalender Hijriah.
Untuk
mengetahui keistimewaan kalender Sultan Agung perlu diketahui bahwa dijawa
dikenal 7 hari (Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu),
dikenal pula 5 pasaran (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon),
sedangkan bulan ada 12 (Muharrom, Sapar, mulud, Bakdo Mulud, Jumadil Awal, Jumadil
Akhir, Rejeb, Ruwah, Poso, Sawal, Dulkaidah, Besar), selain itu dikenal
pula istilah windu untuk 8 tahun (Alif, Ehe, Jim Awal, Je, Dal, Be, Wawu,
Jim Akhir).
Nama
tahun Kalender Sultan Agung diambil dari huruf arab abadiyah yang menunjukkan Alif
= 1, Ha = 5, Za = 7, Dal = 4, Ba’ = 2, Wawu = 6, Jim = 3, angka
tersebut menunjukkan tanggal 1 setiap permulaan tahun (1 Muharrom/1 suro)
misalnya: 1 Muharrom tahun Alif jatuh hari Selasa maka pada tahun berikutnya
yaitu Ehe untuk 1 Muharromnya akan jatuh pada pada hari ke-5 dihitung dari
Selasa berarti hari Sabtu, 1 Muharrom tahun Jim Awal akan jatuh pada hari ke-3
yaitu hari Kamis demikian seterusnya.
Jumlah
hari dalam kalender Sultan Agung ini sangat istimewa 1 Windu memiliki 3 tahun
panjang (Kabisat) dengan jumlah hari 355 hari 5 tahun pendeknya (Basitoh) ada
354 hari sehingga jika dihitung 8 × 354 + 3 = 3835 hari, angka ini habis
dibagi 7 dan 5 ini berarti hari yang sama dan pasaran yang
sama pula senantiasa sama pula dalam setiap windunya Untuk memudahkan
perhitungan dapat disusun kalender untuk satu windu seperti tabel kalender
Sultan Agung dengan demikian sangat mudah sekali mencari hari untuk setiap
tahun. Dibawah ini disajikan tabel Kalender Sultan Agung Kurup Asapon (Tahun
Alip Selasa Pon).
TABEL
KALENDER SULTAN AGUNG
Alif
3
|
Ehe
4
|
J.Awal
5
|
Je
6
|
Dal
7
|
Be
0
|
Wawu
1
|
J.Akhir
2
|
|
Muharrom
|
Selasa Pon
|
Sabtu Pahing
|
Kamis Pahing
|
Senin Legi
|
Jumat Kliwon
|
Rabu Kliwon
|
Ahad Wage
|
Kamis Pon
|
Sapar
|
Kamis Pon
|
Senin Pahing
|
Sabtu Pahing
|
Rabu Legi
|
Ahad Kliwon
|
Jumat Kliwon
|
Selasa Wage
|
Sabtu Pon
|
Mulud
|
Jumat Pahing
|
Selasa Legi
|
Ahad Legi
|
Kamis Kliwon
|
Senin Wage
|
Sabtu Wage
|
Rabu Pon
|
Ahad Pahing
|
B.Mulud
|
Ahad Pahing
|
Kamis Legi
|
Selasa Legi
|
Sabtu Kliwon
|
Rabu Wage
|
Senin Wage
|
Jumat Pon
|
Selasa Pahing
|
J.Awal
|
Senin Legi
|
Jumat Kliwon
|
Rabu Kliwon
|
Ahad Wage
|
Kamis Pon
|
Selasa Pon
|
Sabtu Pahing
|
Rabu Legi
|
J.Akhir
|
Rabu Legi
|
Ahad Kliwon
|
Jumat Kliwon
|
Selasa Wage
|
Sabtu Pon
|
Kamis Pon
|
Senin Pahing
|
Jumat Legi
|
Rejeb
|
Kamis Kliwon
|
Senin Wage
|
Sabtu Wage
|
Rabu Pon
|
Ahad Pahing
|
Jumat Pahing
|
Selasa Legi
|
Sabtu Kliwon
|
Ruwah
|
Sabtu Kliwon
|
Rabu Wage
|
Senin Wage
|
Jumat Pon
|
Selasa Pahing
|
Ahad Pahing
|
Kamis Legi
|
Senin Kliwon
|
Poso
|
Ahad Wage
|
Kamis Pon
|
Selasa Pon
|
Sabtu Pahing
|
Rabu Legi
|
Senin Legi
|
Jumat Kliwon
|
Selasa Wage
|
Sawal
|
Selasa Wage
|
Sabtu Pon
|
Kamis Pon
|
Senin Pahing
|
Jumat Legi
|
Rabu Legi
|
Ahad Kliwon
|
Kamis Wage
|
Dulkaidah
|
Rabu Pon
|
Ahad Pahing
|
Jumat Pahing
|
Selasa Legi
|
Sabtu Kliwon
|
Kamis Kliwon
|
Senin Wage
|
Jumat Pon
|
Besar
|
Jumat Pon
|
Selasa Pahing
|
Ahad Pahing
|
Kamis Legi
|
Senin Kliwon
|
Sabtu Kliwon
|
Rabu Wage
|
Ahad Pon
|
Cara
Menggunakan Tabel Kalender Sultan Agung adalah seperti berikut:
- Menentukan nama tahun : bagilah tahun hijriah dengan 8 jika sisa 1 nama tahun wawu, sisa 2 = Jim Akhir, sisa 3 = Alif, Sisa 4 = Ehe dst
- Jika sudah ketemu nama tahun, bulan apa yang dicari urutkan pada tabel itulah nama hari setiap awal bulannya
- Untuk mencari tanggal selain tanggal 1 urutkan dari awal bulan tersebut
- Buat kesimpulan untuk konversi ke tahun jawa tahun hijriah + 512
Contoh
; Tanggal 15 Romadlon 1431 H
- 1431 : 8 = 177 sisa 7 nama tahun = Dal
- Tanggal 1 Romadlon/poso diurutkan dengan Dal = Rabu Legi
- Tanggal 15 Romadlon diurutkan dari minggu legi jatuhnya Rabu Kliwon
- Kesimpulan tanggal 15 Romadlon 1431 jatuh hari Rabu Kliwon tahun dal 1943 J
Demikianlah
karya agung dari seorang Raja, Budayawan sekaligus muslim sejati yang pantas kita
contoh. Hasil karyanya masih dapat kita gunakan hingga sekarang, bukan hanya
sebagai kekayaan budaya bangsa akan tetapi sebagai bukti bahwa penyebaran Agama
Islam di Indonesia disiarkan dengan cara damai, serta dengan menggunakan budaya
dan ilmu pengetahuan yang tinggi. (syaiful_2010 ).